Saturday, February 28, 2009

delapan sekarang, bagaimana?

jika ditanya tentang sman 8 jakarta, orang-orang mungkin akan berkata, 'hmmm delapan anak pinter. belajar mulu.' kalau sekarang? apakah masih?
dengan rasa hormat, bukan saya mau mempermalukan delapan. saya hanya menyampaikan pemikiran saya. Jangan salah, saya anak sman 8 juga lho. dan saya perwakilan kelas periode 2007-2008. Jadi ini hanya pemikiran saya yang sangat ingin saya sampaikan.


Jaman Bapak S

Saya ada di jaman saat Bapak Kepsek S dan Bapak Kepsek N. Saat di jaman S, semua terasa susah. anak-anak di push untuk belajar dan dengan disiplin yang kuat. Sangat disiplin menurut saya. Baju tidak boleh keluar-keluar, harus memakai kaos kaki setidaknya setinggi mata kaki, harus memakai ikat pinggang hitam, baju tidak boleh ketat, rok tidak boleh pendek, anak laki-laki harus pendek rambutnya. Peraturan yang lain adalah anak harus masuk jam 6.45. Lewat jam 7, gerbang ditutup. Bapak S ini sering marah-marah, mukanya selalu seperti mau marah, tidak friendly dengan anak-anak, dan banyak deh.
disini saya merasa, wah nyebelin banget sih nih kepala sekolah. beneran deh. cuma waktu itu menurut saya, yang paling menyenangkan dari semuanya adalah, dia itu bener2 tenggang rasa sama yang berbeda agama seperti saya. Saya salut dan menghargai dia waktu bulan ramadhan, dia memperbolehkan anak rokris dan rohis yang lagi period untuk makan.

Waktu angkatan 2007 lulus, dibawah bimbingannya, sman 8 jatuh ke peringkat 4. Lalu oang-orang mulai bergosip, sman 8 sudah dikalahkan,atau sudah ga bagus lagi tuh sman 8. saya dengan santai menjawab, iya memang kami jatuh, tapi lihat saja jumlah anak yang diterima di universitas.
Nah setelah itu, Bapak S benar2 disiplin kepada anak kelas 3 tahun 2008. Saya melihat perjuangan 2008 dari kacamata seorang 2009 dan menurut saya mereka melakukannya dengan giat. hasilnya? Kembali menduduki peringkat 1. Tapi sayangnya, setelah itu, Bapak S menjadi guru BK untuk beberapa kelas 12.

Jaman Bapak N

Saya sebenarnya kurang tau tentang Bapak N, karena saat dia dikukuhkan menjadi kepsek smandel yang baru saja saya tidak ada, padahal waktu itu saya masih di Jakarta (sepertinya saya masih mengurusi koper-koper amburadul saya waktu itu). Saya mendengar banyak cerita dari murid-murid dan teman dekat saya. Rata-rata, Bapak N ini disenangi lah. dia 180 derajat berbeda dengan Bapak S dalam masalah disiplin dan kebebasan anak-anak dalam melakukan sesuatu. seperti, anak2 sudah boleh melakukan tradisi subsie nya di gunung bunder. lalu anak-anak diberi kebebasan. di mata saya, ada 2 pendapat, baik dan buruk. buruk, karena kebebasan nya sepertinya tidak mencerminkan delapan sama sekali, disiplin. baik, karena menurut saya, jika anak sering diberi kata 'tidak!' maka ia akan semakin penasaran.
dan menurut saya, jumlah anak 2009 yang telah diterima di universitas2 sudah banyak
saya akan terus update jaman Bapak N nanti ya, kalau saya sudah kembali ke smandel sebagai angkatan 2010 -> saya tidak mau kembali sebenarnya, hehehe.

2 comments:

  1. thi sejujurnya di saat kelas XII begini kita malah kangen si Bapak S dalam hal klinik dan semacemnya. kayanya 2009 sial bener ya, pengen seneng2 dikasih kepsek yang strict, giliran butuh diperhatiin dikasih kepsek yang jarang ada di sekolah. ahaha

    ReplyDelete
  2. iya nih, hahaha gua sebenarnya mau masukin ttg itu, cuma gua kan belom ngerasain dipimpin Pak N.
    hahahaha mungkin 2009 itu diajak buat explore keadaan. diajak mandiri juga, hidup tanpa perhatian 'orang tua'

    ReplyDelete